Gagal jantung kronik sedang hingga berat dg penurunan fungsi sistolik ventrikel (fraksi ejeksi ≤35% berdasarkan EKG) dg penambahan ACE inhibitor, diuretik, & glikosida jantung. Tab 5 mg: Hipertensi, peny jantung koroner (angina pektoris).
Awal 5 mg 1 x/hr pd pagi hr, dpt ditingkatkan menjadi 10-20 mg 1 x/hr.
Dapat diberikan bersama atau tanpa makanan.
Hipersensitivitas. Pasien dg gagal jantung kronis dg kondisi berikut: gagal jantung akut selama episode dekompensasi gagal jantung yg membutuhkan terapi inotropik IV, serangan jantung, blok AV derajat 2 & 3, sindrom sick sinus, blok SA, gejala bradikardia (denyut jantung <60/menit sebelum pengobatan), hipotensi (TD <100 mmHg/mnt), asma bronkial berat atau PPOK berat, stadium akhir penyakit oklusi arteri perifer & sindrom Raynaud, feokromositoma yg tidak diobati, asidosis metabolik.
Penghentian terapi tidak boleh dilakukan secara tiba-tiba. Pasien dg hipertensi atau angina pektoris & penyerta gagal jantung. Bronkospasme (asma bronkial, penyakit saluran napas obstruktif), DM dengan fluktuasi besar pada nilai glukosa darah; gejala hipoglikemia dapat disembunyikan; puasa ketat; terapi desensitisasi berkelanjutan, blok AV derajat 1, angina Prinzmetal, penyakit oklusi arteri perifer. Dpt meningkatkan kepekaan terhadap alergen & tingkat keparahan reaksi anafilaksis. Anestesi umum. Pasien dg psoriasis atau riwayat psoriasis. Feokromositoma. Dpt menutupi gejala tirotoksikosis. Dpt mengganggu kemampuan mengemudikan kendaraan atau mengoperasikan mesin. Hamil, laktasi. Anak.
Bradikardi (pd pasien dg gagal jantung kronik). Perburukan gagal jantung. Ekstremitas gemetar atau kebas, hipotensi terutama pd pasien dg gagal jantung. Keluhan GI, spt mual, muntah, diare, konstipasi. Kelelahan menyeluruh, lemah.
Efek waktu konduksi AV dpt diperkuat & efek inotropik negatif dpt ditingkatkan dg obat antiaritmia kelas I (misalnya, kuinidin, disopiramid, lidokain, fenitoin, flekainida, propafenon). Pemberian verapamil IV pd pasien yg menggunakan β-blocker dpt menyebabkan penyumbatan HTN & AV yg berat. Penggunaan bersamaan dg agen penurun tekanan darah yg bekerja secara sentral seperti klonidin, metildopa, moksonidin, rilmenidin, dpt memperburuk gagal jantung. Penghentian terapi secara tiba-tiba dpt enyebabkan hipertensi rebound. Penggunaan bersamaan dg obat antiaritmia kelas I (misalnya, klonidin, disopiramid, lidokain, fenitoin, flekainid, propafenon) dpt mempotensiasi waktu konduksi AV & meningkatkan efek inotropik negatif. Ca antagonis dihidropiridin misalnya, felodipin, amlodipin. Agen antiaritmia kelas III misalnya amiodaron. Obat parasimpatomimetik. β-blocker topikal. Insulin & obat antidiabetes oral. Agen anestesi. glikosida digitalis. OAINS. β-simpatomimetik misalnya, isoprenalin, dobutamin. α & β-simpatomimetik misalnya, noradrenalin, adrenalin. β-blocker non-selektif. Peningkatan risiko hipotensi dg agen antihipertensi serta obat lain dg kemampuan menurunkan TD (misalnya, antidepresan trisiklik, barbiturat, fenotiazin). Peningkatan risiko bradikardi dg meflokuin. Peningkatan efek hipotensi dari β-blocker & risiko krisis hipertensi pd pemberian bersama dg MAOI (kecuali penghambat MAO-B). Eksaserbasi sirkulasi perifer pd pemberian bersama dg derivat ergotamin. Rifampisin dpt menyebabkan sedikit penurunan T½ bisoprolol.
C07AB07 - bisoprolol ; Belongs to the class of selective beta-blocking agents. Used in the treatment of cardiovascular diseases.
Tencard tab salut selaput 2.5 mg
10 × 10's (Rp210,000/boks)
Tencard tab salut selaput 5 mg
10 × 10's (Rp420,000/boks)