Iklan
Iklan
Breztri Aerosphere

Breztri Aerosphere

Produsen:

AstraZeneca

Agen Pemasaran:

AstraZeneca
Bahasa Concise Prescribing Info
Komposisi
Per aktuasi (dosis yg diberikan) Budesonid 160 mg, glikopironium Br, formoterol fumarat dihidrat 5 mg.
Indikasi/Kegunaan
Terapi pemeliharaan pd pasien dws dg PPOK sedang hingga berat yg tdk dpt diobati secara adekuat dg kombinasi inhalasi kortikosteroid & agonis β2 kerja lama serta kombinasi agonis β2 kerja lama & antagonis muskarinik kerja lama.
Dosis/Cara Penggunaan
Dosis anjuran & maks: 2 inhalasi 2 x/hr (2 inhalasi pd pagi hr & 2 inhalasi pd malam hr). Bilas mulut dg air ssdh menghirup dosis inhalasi utk meminimalisir risiko terjadinya kandidiasis orofaring. Obat jangan ditelan.
Kontraindikasi
Hipersensitivitas.
Perhatian Khusus
Tdk diindikasikan utk pengobatan episode bronkospasme akut, misalnya sebagai terapi penyelamatan. Dpt menimbulkan bronkospasme paradoksikal disertai mengi & sesak napas ssdh pemberian dosis & dpt mengancam nyawa. Hentikan pengobatan segera jika terjadi bronkospasme paradoks. Jangan menghentikan pengobatan secara tiba-tiba jika penyakitnya memburuk. Efek KV misalnya aritmia jantung (fibrilasi atrium & takikardia). Pasien dg penyakit KV berat yg tak terkontrol & signifikan secara klinis, misalnya penyakit jantung iskemik yg tdk stabil, infark miokard akut, kardiomiopati, aritmia jantung, & gagal jantung berat; diketahui atau dicurigai adanya pemanjangan interval QTc, baik bawaan atau disebabkan oleh produk obat. Efek sistemik termasuk sindrom Cushing, gambaran Cushingoid, penekanan adrenal, penurunan kepadatan mineral tulang, katarak & glaukoma dpt terjadi jika diberikan kortikosteroid inhalasi, terutama pd dosis tinggi yg digunakan utk jangka waktu lama. Pertimbangkan dampak potensial terhadap kepadatan tulang khususnya pd pasien yg menerima dosis tinggi dalam jangka waktu lama yg mempunyai faktor risiko osteoporosis. Ggn penglihatan dg penggunaan kortikosteroid sistemik & topikal. Pertimbangkan utk dilakukan pemeriksaan mata jika pasien datang dg gejala misalnya penglihatan kabur atau ggn penglihatan lainnya. Risiko ggn fungsi adrenal pd pasien yg beralih dari steroid oral, &/atau pasien yg perlu terapi kortikosteroid dosis tinggi atau pengobatan jangka panjang dg kortikosteroid inhalasi dosis tertinggi yg direkomendasikan. Peningkatan insiden pneumonia, termasuk pneumonia yg memerlukan rawat inap, pd pasien PPOK yg menggunakan kortikosteroid inhalasi. Hipokalemia yg berpotensi serius dpt terjadi akibat terapi agonis β2 & menimbulkan efek kardiovaskular yg merugikan. Hipokalemia dpt diperkuat oleh hipoksia pd PPOK berat; penggunaan bersamaan dg produk obat lain yg dpt menyebabkan hipokalemia misalnya turunan xantin, steroid & diuretik. Menghirup agonis β2-adrenergik dosis tinggi dpt menyebabkan peningkatan glukosa plasma; pantau glukosa darah selama pengobatan. Pasien dg tirotoksikosis; hiperplasia prostat simtomatik, retensi urin, atau glaukoma sudut sempit akibat aktivitas antikolinergik. Hentikan penggunaan jika timbul tanda &/atau gejala glaukoma sudut sempit akut. Tdk dianjurkan utk digunakan bersama dg produk obat lain yg mengandung antikolinergik. Ggn ginjal & hati berat, atau ESRD yg memerlukan dialisis. Hamil & laktasi. Tdk ada penggunaan yg relevan pd anak & remaja <18 thn.
Efek Samping
Kandidiasis oral, pneumonia; hiperglikemia; ggn cemas, insomnia; sakit kepala; palpitasi; fisfonia, batuk; mulut kering; spasme/kram otot.
Interaksi Obat
Pemberian bersama dg antikolinergik &/atau agonis β2-adrenergik kerja panjang lainnya yg mgd produk obat dpt mempotensiasi efek samping dari golongan antagonis muskarinik inhalasi atau agonis reseptor adrenergik β2. Berpotensi menimbulkan efek tambahan jika diberikan bersamaan dg produk obat β-adrenergik lainnya. Kemungkinan hipokalemia awal dpt diperkuat dg penggunaan obat-obatan yg dikonsumsi bersamaan, termasuk turunan xantin, steroid, & diuretik hemat K. Hipokalemia dpt meningkatkan kecenderungan terhadap aritmia jika diberikan bersamaan dg glikosida digitalis. Interval QT memanjang & peningkatan risiko aritmia ventrikel jika diberikan bersamaan dg kuinidin, disopiramid, prokainamid, antihistamin, MAOI, antidepresan trisiklik, & fenotiazin. Dpt mengganggu toleransi jantung terhadap simpatomimetik β2 jika diberikan bersamaan dg L-dopa, L-tiroksin, oksitosin, & alkohol. Dpt memicu reaksi hipertensi jika diberikan bersamaan dg MAOI, termasuk produk obat dg sifat serupa misalnya furazolidon & prokarbazin. Peningkatan risiko aritmia pd pemberian anestesi bersamaan dg hidrokarbon terhalogenasi. Budesonid: Peningkatan risiko efek samping sistemik dg inhibitor CYP3A kuat misalnya itrakonazol, ketokonazol, golongan protease inhibitor utk HIV, produk yg mgd cobicistat; hindari pengobatan bersama kecuali manfaatnya lebih besar daripada peningkatan risiko terjadinya efek samping dari kortikosteroid sistemik. Glikopironium bromida: Potensi interaksi obat dg produk obat yg memengaruhi mekanisme ekskresi ginjal misalnya simetidin (probe inhibitor OCT2 & MATE1). Formoterol: Efeknya melemah atau terhambat jika diberikan bersamaan dg penghambat β-adrenergik (termasuk obat tetes mata).
Klasifikasi MIMS
Preparat Antiasma & PPOK
Klasifikasi Kimiawi Terapeutik Anatomis
R03AL11 - formoterol, glycopyrronium bromide and budesonide ; Belongs to the class of combination of adrenergics with anticholinergics, that may also include a corticosteroid. Used in the treatment of obstructive airway diseases.
Bentuk Sediaan/Kemasan
Form
Breztri Aerosphere susp inhalasi
Packing/Price
(pressurised MDI) 120 actuation x 1's (Rp1,524,636/boks)
Iklan
Iklan
Iklan
Iklan
Iklan
Iklan
Iklan