Bioprexum

Bioprexum

perindopril

Produsen:

Servier
Bahasa Concise Prescribing Info
Komposisi
Perindopril arginin.
Indikasi/Kegunaan
Hipertensi, penyakit jantung koroner stabil: Pd pasien dg riwayat infark miokard &/atau revaskularisasi. Gagal jantung (hanya dosis 5 mg): Pd gagal jantung kongestif, sebagai dtambahan tdh diuretik & digitalis. Stroke (hanya dosis 5 mg): Dlm kombinasi dg indapamid untuk menurunkan stroke berulang pd pasien dg riwayat peny serebrovaskular.
Dosis/Cara Penggunaan
Hipertensi Dosis awal: 5 mg/hr, dapat ditingkatkan menjadi 10 mg/hr ssdh 1 bulan terapi. Dosis awal 2,5 mg untuk pasien hipertensi dengan RAAS (Renin-Angiotensin Aldosteron System) nyang teraktivasi kuat. Gunakan dg hati-hati untuk pasien hipertensi yang diterapi bersamaan dengan diuretik. Lansia Mulai pengobatan 2,5 mg/hr, dpt ditingkatkan menjadi 5 mg/hr setelah 1 bln & selanjutnya 10 mg tergantung fungsi ginjal. Penyakit jantung koroner stabil 5 mg/hr selama 2 minggu, kemudian ditingkatkan menjadi 10 mg/hr, tergantung pada fungsi ginjal & jika dosis 5 mg dapat ditoleransi dengan baik. Lansia 2,5 mg/hr selama 1 minggu, kemudian 5 mg/hr pada minggu berikutnya, sebelum ditingkatkan hingga 10 mg/hr, tergantung pada fungsi ginjal. Gagal jantung Dosis awal 2,5 mg/hr, dapat ditingkatkan menjadi 5 mg/hr setelah 2 minggu jika dapat ditoleransi. Pada gagal jantung berat & pasien risiko tinggi lainnya, pengobatan dimulai dlm pengawasan secara hati-hati. Utk mengurani kekambuhan stroke Dosis awal: 2,5 mg/hr selama 2 minggu, kemudian ditingkatkan menjadi 5 mg/hr selama 2 minggu berikutnya sebelum diberikan indapamide. Gangguan ginjal Bersihan kreatinin (CrCl) ≥60 mL/mnt 5 mg/hr, CrCl 30-60 mL/mnt 2,5 mg/hr, CrCl 15-30 mL/mnt 2,5 mg/hr, Pasien hemodialisis CrCl <15 mL/mnt 2,5 mg pada hari dialisis. Gangguan hati Tidak ada penyesuaian dosis.
Pemberian
Sebaiknya diberikan pada saat perut kosong: Berikan pd pagi hr sblm makan.
Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap arginin perindopril, atau penghambat ACE lainnya. Riwayat angioedema yang berhubungan dengan terapi inhibitor ACE sebelumnya, angioedema herediter atau idiopatik. Penggunaan bersamaan dengan produk yang mengandung aliskiren pada pasien dengan DM atau gangguan ginjal (GFR <60 mL/mnt/1,73 m²); terapi sacubitril/valsartan. Perawatan ekstrakorporeal yang menyebabkan kontak darah dengan permukaan bermuatan negatif, stenosis arteri ginjal bilateral yang signifikan atau stenosis arteri ke satu ginjal yang berfungsi. Trimester 2 & 3 kehamilan.
Perhatian Khusus
Penyakit jantung koroner stabil: Jika tjd angina pektoris tak stabil selama bulan pertama, lakukan penilaian manfaat/risiko sebelum melanjutkan pengobatan. Hipotensi: Lakukan pemantauan ketat pd awal terapi & penyesuaian dosis pd pasien dg peningkatan risiko hipotensi simtomatik (penurunan volume, dg hipertensi berat yg tergantung renin atau dg gejala atau penyakit jantung kongestif/CHF) atau dg penyakit jantung iskemik atau serebrovaskular. Respons hipotensi sementara bukan merupakan kontraindikasi utk pemberian dosis lebih lanjut ssdh tjd peningkatan tekanan darah meningkat pasca ekspansi volume. Stenosis katup aorta & mitral/kardiomiopati hipertrofik: gunakan dg hati-hati. Reaksi anafilaktoid pd pasien yg menjalani dialisis dg high flux membrane: Gunakan jenis membran yg berbeda atau kelas agen antihipertensi yg berbeda. Hipertensi renovaskular: peningkatan risiko hipotensi & insufisiensi ginjal pd pasien dg stenosis arteri ginjal bilateral atau stenosis arteri pd satu ginjal yg masih berfungsi. Hipersensitivitas/angioedema/angioedema usus: hentikan pengobatan & pantau sampai gejala hilang sepenuhnya. Angioedema yg terkait dg edema laring dpt berakibat fatal. Peningkatan risiko angioedema dengan sakubitril/valsartan; terapi tdk boleh dimulai hingga 36 jam sssdh dosis terakhir perindopril. Terapi perindopril tdk boleh dimulai hingga 36 jam ssdh pemberian dosis terakhir sakubitril/valsartan. Dpt menyebabkan peningkatan risiko angioedema jika diberikan bersama dg penghambat NEP (misalnya, rasekadotril), penghambat mTOR (misalnya, sirolimus, everolimus, temsirolimus) & gliptin (misalnya, linagliptin, saksagliptin, sitagliptin, vildagliptin). Hati-hati saat memulai pemberian rasekadotril, inhibitor mTOR (misalnya, sirolimus, everolimus, temsirolimus) & gliptin (misalnya, linagliptin, saksagliptin, sitagliptin, vildagliptin) pd pasien yg sdh menggunakan inhibitor ACE. Reaksi anafilaktoid selama aferesis lipoprotein densitas rendah (LDL): Tunda pengobatan utk beberapa waktu sblm jalani pemeriksaan. Reaksi anafilaktoid selama desensitisasi: Tunda pengobatan utk beberapa waktu sblm jalani pemeriksaan. Hentikan pengobatan jika tjd ikterus atau peningkatan enzim hati yg jelas. Neutropenia/agranulositosis/trombositopenia/anemia: Penyakit pembuluh darah kolagen, terapi imunosupresan, terapi dg alopurinol atau prokainamid, dianjurkan pemantauan berkala jumlah lekosit. Pada pasien ras kulit hitam, mungkin kurang efektif & menyebabkan lebih banyak kasus angioedema daripada pasien non-kulit hitam. Batuk tak berdahak. Hentikan pengobatan 1 hari sblm jalani operasi. Hiperkalemia: Pantau K darah scr sering jika tjd insufisiensi ginjal, perburukan fungsi ginjal, usia lanjut (>70 thn), DM, dehidrasi, dekompensasi jantung akut, asidosis metabolik & penggunaan bersama diuretik hemat K, suplemen K atau pengganti garam yg mengandung K , heparin, kotrimoksazol & terutama antagonis aldosteron atau penghambat reseptor angiotensin. Pantau kadar glukosa darah selama 1 bulan pd pasien diabetes. Tdk dianjurkan utk dikombinasikan dg litium, diuretik hemat Kalium, suplemen Kalium, & pengganti garam yg mgd Kalium. Penggunaan bersama ACE inhibitor, penghambat reseptor angiotensin II atau aliskiren meningkatkan risiko hipotensi, hiperkalemia & penurunan fungsi ginjal (termasuk gagal ginjal akut). Blokade ganda pada sistem renin-angiotensin-aldosteron (RAAS)  tdk disarankan. ACE inhibitor & penghambat reseptor angiotensin II (ARB) tdk boleh digunakan bersamaan pd pasien dg nefropati diabetik. Tdk dianjurkan utk pasien dg hiperaldosteronisme primer (tdk berespons terhadap obat yg bekerja melalui penghambatan sistem renin-angiotensin). Tdk boleh utk pasien dg intoleransi galaktosa/malabsorpsi glukosa-galaktosa/defisiensi laktase total. Ggn ginjal: Pantau K & kreatinin. Pd pasien dg stenosis arteri ginjal atau hipertensi renovaskular, mulai pengobatan dg dosis rendah, lakukan titrasi scr hati-hati & berikan pengawasan medis ketat. Diuretik mungkin merupakan faktor yg berkontribusi. Dpt tjd ggn fungsi ginjal (perubahan minor pd kadar kreatinin serum) bahkan pd pasien dg stenosis arteri ginjal unilateral. Tdk ada pengalaman dalam hal transplantasi ginjal. Risiko hipotensi & insufisiensi ginjal pd pasien dg stenosis arteri ginjal bilateral atau unilateral. Hentikan pengobatan selama hamil. Tdk dianjurkan utk anak & remaja.
Efek Samping
Pusing, sakit kepala, parestesia, vertigo, gangguan penglihatan, tinnitus, hipotensi, batuk, dyspnoea, sakit perut, konstipasi, diare, dysgeusia, dispepsia, mual, muntah, pruritus, ruam, kram otot, asthenia. Eosinofilia, hipoglikemia, hiperkalemia, hiponatremia, depresi, gangguan mood, gangguan tidur, mengantuk, sinkop, palpitasi, takikardia, vaskulitis, bronkospasme, mulut kering, urtikaria, angioedema wajah, ekstremitas, bibir, selaput mukosa, lidah, glotis &/atau laring, reaksi fotosensitivitas, pemfigoid, hiperhidrosis, artralgia, mialgia, insufisiensi ginjal, disfungsi ereksi, nyeri dada, malaise, edema perifer, pireksia, peningkatan ureum & kreatinin darah, penurunan. Gagal ginjal akut, anuria/oliguria, flushing, SIADH, kejengkelan psoriasis, peningkatan bilirubin darah & enzim hati. Agranulositosis atau pansitopenia, penurunan Hb & hematokrit, leukopenia/neutropenia, anemia hemolitik pd pasien dg defisiensi G6PD kongenital, trombositopenia, bingung, angina pektoris, aritmia, infark miokard, stroke, pneumonia eosinofilik, rinitis, pankreatitis, hepatitis baik sitolitik atau kolestatik , eritema multiforme. Fenomena Raynaud.
Interaksi Obat
Obat yg menginduksi hiperkalemia: Aliskiren, garam K, diuretik hemat K, ACE inhibitor, antagonis reseptor angiotensin-II, OAINS, heparin, obat imunosupresan misalnya siklosporin atau takrolimus, trimetoprim. Kontraindikasi: Aliskiren (pada pasien diabetes atau gangguan ginjal), perawatan ekstrakorporeal, sakubitril/valsartan. Tdk dianjurkan: Aliskiren (pd pasien lain), angiotensin II receptor blockers (ARB), estramustine, kotrimoksazol, diuretik hemat K (triamteren, amilorid), garam K, litium. Perawatan khusus: Obat antidiabetes (insulin, agen hipoglikemik oral), baklofen, non diuretik hemat K, diuretik hemat K (eplerenon, spironolakton), OAINS termasuk asetilsalisilat ≥3 g/hr, raseckitagliptin, vildagliptin), Antidepresan trisiklik/antipsikotik/anestesi, simpatomimetik, emas.
Klasifikasi MIMS
ACE Inhibitor/Direct Renin Inhibitor
Klasifikasi Kimiawi Terapeutik Anatomis
C09AA04 - perindopril ; Belongs to the class of ACE inhibitors. Used in the treatment of cardiovascular disease.
Bentuk Sediaan/Kemasan
Form
Bioprexum Tab salut selaput 10 mg
Packing/Price
30's (Rp658,541/pak)
Form
Bioprexum Tab salut selaput 5 mg
Packing/Price
30's (Rp502,963/pak)
Daftar Gratis untuk melanjutkan membaca
Sumber terlengkap se-Asia untuk informasi medis, referensi klinis, dan pendidikan
Sudah punya akun? Masuk